Saturday, January 26, 2019

Tak Ada Kernet Bus di Jepang

bus yang saya tumpangi
Selama melakukan perjalanan liburan musim dingin awal tahun kemarin, saya menggunakan bus sebagai alat transportasi saya ke luar kota. Sementara saat di Jakarta saya sangat jarang menggunakan bus luar kota, saya "terpaksa" memilih menggunakan bus saat di Jepang karena biaya yang relatif murah dibanding alat transportasi lain seperti pesawat dan kereta cepat / kereta luar kota. Melalukan perjalanan dari Tokyo, sisi timur Jepang ke Takayama, sisi barat Jepang selama 5 1/2 jam tidak terasa lama karena nyamannya bus dan lancarnya perjalanan. Meski tarifnya relatif murah, bus luar kota di Jepang rata-rata mempunyai bangku yang nyaman dengan ruang kaki yang cukup lega. Bangku 2-2 umumnya digunakan pada tarif paling murah. Ada pula pilihan bangku 1-1 atau 1-2 dengan ruang kaki yang sangat lega untuk tarif premium.

Jadwal atau jumlah bus luar kota dalam satu trayek dalam satu hari cukup banyak, dengan keberangkatan paling pagi jam 07.00 hingga malam hari pukul 20.00, bahkan ada overnight bus pada musim tertentu (musim panas). Setiap calon penumpang diharuskan membeli tiket sebelum menaiki bus. Tiket bisa dibeli melalui berbagai cara: online lewat website, mesin otomatis tiket yang tersedia di terminal bus, ataupun di loket penjualan tiket. Tidak seperti di Indonesia, calon penumpang bisa membeli tiket di dalam bus ataupun di calo-calo tiket yang berkeliaran di terminal.

Setelah mendapatkan tiket dengan nomor kursi, calon penumpang bersiap di ruang tunggu dan mencari gate keberangkatan. Saat akan naik ke dalam bus, tiket akan diperiksa oleh sang pengemudi bus. Tas berukuran besar dimasukan ke dalam bagasi dekat mesin bus. Hanya ada satu orang yang membantu penumpang memasukan bagasi. Ketika seluruh calon penumpang sudah lengkap menaiki bus, bus segera diberangkatkan tepat pada jam yang tertera di tiket.

Sang pengemudi bus hanya seorang diri bersama para penumpang. Bus akan berhenti di beberapa rest area untuk memberi kesempatan penumpang ke toilet atau sekedar membeli makan/minum. Dan hanya sang pengemudi yang memastikan para penumpangnya sudah kembali dengan lengkap. Dalam perjalanan hampir tak ada macet, hanya di beberapa titik keluar pintu tol, maka tak perlu ada pula seorang lain yang mengarahkan jalannya bus. Hanya ada radio jarak jauh yang mengabarkan kondisi lalu lintas jalanan. Saat tiba di tempat tujuan, sang pengemudi bus segera turun dan mengucapkan salam perpisahan di depan pintu keluar bus  kepada semua penumpangnya. 

Pengalaman yang menyenangkan bagi saya bisa menaiki bus jarak jauh di Jepang. Selain nyaman dan aman, saya begitu terpukau pada dedikasi sang pengemudi pada profesinya. Saat para penumpang tertib, system pertiketan yang berjalan baik serta situasi lalu lintas yang mendukung, sang pengemudi tak butuh lagi kernet sebagai pendamping perjalanan. Ah andai di Indonesia bisa begini.

0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP