Saturday, March 12, 2016

Meng-UBER

Jarak antara Bandara Soekarno Hatta ke Depok tempat saya tinggal memang jauh. Biasanya saat berpergiaan sendiri dari dan ke bandara, saya menggunakan bis Damri atau Hiba Utama. Pada saat tertentu misalnya bersama keluarga, menggunakan transportasi terasa agak merepotkan. Taksi pun menjadi pilihan yang mudah meski tarifnya mahal. Apalagi untuk rute Bandara Soekarno dari dan ke Depok selain tarifnya bisa mencapai Rp 300.000 di luar tarif tol. 

Uber, sebuah platform berslogan "everyone private driver" memberikan alternatif transportasi di Jakarta. Seperti halnya taksi, Uber memberikan jasa angkutan tanpa argo dengan tarif jauh di bawah taksi. penentuan tarifnya berdasar jarak tempuh dan lamanya perjalanan. Tidak ada lagi tawar menawara tarif atau ulah nakal driver pada argo, Uber memberikan transparansi estimasi harga pada calon penumpang. Meski tarif itu belum termasuk biaya parkir dan tol, tarif menggunakan Uber jauh lebih rendah dari taksi konvensional. Jika taksi yang sering kita tumpangi biasanya Toyota Limo, mobil Uber ada banyak jenisnya, mulai Avansa, Mobilio, Chevrolet (uberX) hingga Innova dan Alphard (uber black). Memesan Uber pun mudah, tinggal masuk ke aplikasi yang sudah terinstal di smartphone, maka driver akan segera menjemput lalu mengantar ke tempat tujuan.

Maka kehadiran Uber memberi angin segar bagi saya, yang ingin naik mobil dengan tarif hemat di Jakarta. Saat menjemput keluarga di bandara, saya menggunakan Uber untuk mengantar kami ke Depok. Tarifnya hanya Rp 125.000 ditambah tol sekitar Rp 25.000. Aman bagi kantong pas-pasan seperti saya.  Mobilnya pun lebih lega dan nyaman dari taksi dan kalau beruntung mendapat driver yang ramah dan enak diajak ngobrol. 

Suatu kali saat sedang tidak beruntung, saya mendapat driver yang nyetirnya kurang enak dan merokok saat menyetir. Suatu kali lain, saat beruntung, saya mendapat driver yang (lumayan) cakep dan sepanjang perjalanan diputarkan lagu-lagu hits. Ah memang setiap perjalanan punya ceritanya masing-masing.

Driver Uber umumnya adalah orang yang memang bekerja sebagai sopir, namun, ada juga karyawan yang menggunakan di luar waktu bekerja kantoran. Asal punya mobil yang sesuai persyaratan dan bisa mnyetir, setiap orang punya peluang untuk menjadi driver. Maka kehadiran Uber juga memberi peluang usaha bagi beberapa orang. Ada yang menyewakan mobilnya, ada yang rela nyambi jadi driver sepulang kerja / akhir pekan.

Bagi penduduk Jakarta yang sudah makin pintar, hadirnya Uber memberi angin segar bagi transportasi kota. Maka meski sempat dilarang pemerintah kota, Uber masih tetap terus beroperasi karena masih banyaknya permintaan. Saya kemudian ingat obrolan saya dengan Marco Kusumawijaya di kereta: Jakarta adalah kota yang memberi banyak peluang.



PS: untuk pengguna baru Uber, bisa gunakan kode voucher BERNADETANUE, dapatkan free ride sebesar Rp 75.000


0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP