Inside Out: Memahami Emosi
Kegembiraan Joy bersama Riley yang baru lahir tidak bertahan lama karena kedatangan Sadness. Kemudian muncul pula Fear, Disgust dan Angry yang tinggal di dalam kepala Riley. Begitulah kelima emosi: Joy (gembira), Sadness (sedih), Fear (takut), Disgust (Jijik), dan Angry (marah) tumbuh dalam kepribadian Riley. Masa kecil Riley dipenuhi kegembiraan karena Joy dominan mengatur emosi Riley. Sejak Riley, gadis yang beranjak remaja, bersama keluarganya pindah dari Minnesota ke San Fransisco, sesuatu terjadi diantara kelima emosinya.
Dikemas dalam animasi yang apik, disisipi lelucon-lelucon ringan, film Inside Out berhasil menarik banyak penonton. Tak hanya anak-anak, tetapi juga remaja dan orang dewasa, termasuk saya. Film ini bercerita mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kepala Riley. Kelima emosi sibuk menilai dan menggerakkan emosi Riley dalam menghadapi kehidupan setelah kepindahannya ke San Fransisco. Hingga suatu ketika, karena kecerobohan si Sadness, inti memori yang penuh kegembiraan masa kecil Riley keluar dari tempatnya. Joy dan Sadness kemudian terjebak di lorong memori jangka panjang. Usaha kembali ke ruang kontrol inilah yang menjadi konflik film. Karakter Joy dan Sadness mencuri banyak perhatian saya. Joy yang selalu berpikir positif, sementara Sadness dengan gaya sedihnya. Keduanya punya caranya sendiri dalam menghadapi kesulitan. Di dalam perjalananya itu, Joy dan Sadness bertemu hal-hal lain yang membentuk kepribadian Riley: teman imajinasi, pulau keluarga, kejujuran, pertemanan, dan lecucon, lalu taman imajinasi, abstrak, dan sebagainya. Sementara itu di ruang kontrol si Fear, Disgust dan Angry kuwalahan mengatur emosi Riley.
Joy yang dominan memimpin dan menginginkan kebahagian dalam hidup Riley rupanya harus memahami peran Sadness bagi perkembangan kepribadian Riley. Film animasi produksi Pixar ini bukan sekedar hiburan bagi anak-anak, melainkan mengenai psikologi manusia. Kelima emosi dalam diri Riley ada dalam setiap diri kita. Masing-masing emosi mempunyai tugasnya untuk melindungi dan menjaga kita. Tak hanya itu, pulau keluarga, kejujuran, pertemanan dan lelucon adalah gambaran pengaruh lingkungan sekitar yang mempengaruhi pertumbuhan kepribadian. Kelima perasaan dan emosi itu tidak bisa dihindari. Setiap peristiwa dalam hidup memberi emosinya sendiri bagi diri. Kadangkala kita perlu menangis dan menerima kesedihan, tapi kita juga harus segera memilih untuk bergembira.
Film Inside Out ini rupanya menjadi film laris karena sudah ditonton jutaan orang di seluruh dunia. Hadir di tengah liburan sekolah, anak-anak bersama orang tuanya ramai-ramai mendatangi bioskop. Keluarga dan cinta adalah seakhir-akhirnya pertahanan dalam diri manusia. Saat kelima emosi itu tak bisa berbuat banyak, keluarga dan cinta mampu mengembalikan optimisme kehidupan. Riley dan emosinya tak cuma menghibur tapi juga memberi penontonya sebuah pehamanan akan dirinya sendiri.
PS: Diawal film Inside Out diputarkan film pendek (produksi Pixar juga), yang membuat saya dan teman nonton saya agak ragu apa tidak salah masuk studio pemutaran film. Lava, film pendek itu, benar-benar mengesankan. Indah.
2015
1 comments:
Lalu apa peran film pendek di awal itu? Memori akan kemesraan, romantika, cinta yang pernah dialami Riley dalam keluarganya lah yang mengembalikan Joy dan Sadness dalam ruang kontrol diri manusia. Keceriaan hidup Rilley akhirnya kembali mendominasi hidupnya, karena kehangatan kasih orang tuanya memang diperuntukkan baginya. Inilah yang diungkapkan oleh Male Volcano di awal film ini: I have a dream; I hope will come true.. that you are here with me and I am here with you. I wish that the earth sea the sky above will send me someone to lava.
Film ini kaya akan pesan karena diawali dan diakhiri dengan tema yang sama... kesatuan kasih suami istri, ayah dan ibu... keluarga.
Post a Comment