Sunday, May 10, 2015

Don Quixote dalam Puisi

Tubuhnya agak tinggi,
tapi rapuh dan tua sebenarnya.
Ia berdiri kaku.
Cinta tampak lelah menyihirnya
jadi ksatria dengan luka di lambung.
Tapi ia menanti perempuan itu
melambai dalam interval gerimis
sebelum jalan ditutup
dan mereka mengirim polisi,
tanda waktu,
kematian

Goenawan Mohamad - Aku Don Quixote de La Mancha majenun yang mencarimu, 2007

Don Quixote adalah tokoh dari novel legendaris Miguel de Cervantes Saavedra, seorang ksatria berkuda yang bertualang bersama teman seperjalanannya yang setia, Sancho Panza. Konon kisah Don Quixote dikisahkan kepada Cervantes oleh seorang Mur. Lalu kisah itu dibukukan dan novel ini menjadi sebagai karya sastra dari Spanyol paling berpengaruh saat itu. Terbit menjadi dua volume di tahun 1606 dan 1615, Don Quixote dikisahkan mengalami berbagai macam hal baik yang tampak riil maupun imajiner. Goenawan Mohamad, yang dikenal sebagai esais dan budayawan itu menggubah karya puisi untuk Don Quixote dan menerbitkannya dalam Kumpulan Sajak Don Quixote di tahun 2011. 

Setelah di-audio-kan di tahun 2014, puisi Don Quixote itu dipentaskan semalam di Teater Salihara. Naniek L. Karim dan Landung Simatupang bergantian dan sesekali bersahutan membacakan puisi Goenawan Mohamad dari Kumpulan Sajak Don Quixote diiringi musik indah karya Adra Karim dan Sri Hanuraga. Puisi-pusi itu tak hanya bercerita tentang Don Quixote, melainkan juga Rocinante, kuda sang ksatria Dondan dan Sancho Panza, teman seperjalanan yang setia. Tak cuma itu, Don Quixote juga harus dikisahkan berhadapan dengan jin kincir angin, kekuatan yang lebih besar dari kemampuan manusia.
Lebih dari sekedar pembacaan puisi, sosok Don Quixote dihidupkan lewat peran Landung Simatupang dan visualisasi sketsa Goenawan Mohamad dan lukisan pasir Niar Lazza. Dalam pertunjukan semalam, elemen musik dan visualisasi membantu menghidupkan sosok Don Quixote. Alunan musik dan pembacaan yang kuat membuat para penonton mengalami rasa sedih, perjuangan, kesendirian, dan  berbagai rasa lain dalam perjalanan Don Quixote. Hal ini membuat puisi-puisi Goenawan Mohammad tak sekedar dibacakan, melainkan di-pertunjukkan. Pentas ini menjadi hiburan berkualitas di malam minggu. Penonton yang datang kebanyakan dari kalangan senior dan hanya beberapa terlihat anak muda. Barangkali Don Quixote tak popular di generasi masa kini. Setidaknya saya yang lahir di generasi saat ini bersyukur bisa mengenal sosok Don Quixote.
Don Quixote tak berbeda dengan kita, ia mencari dan bertualang, ia merasakan takut, dan hidup dari pengharapan bahwa tak ada hari yang sia-sia. Dari Don Quixote kita belajar bahwa tanpa romantisisme dan idealisme, tak terbayangkan hidup.

Aku akan tugur sepanjang malam
di puri tua itu Dulcinea.
Menjaga mipimu,
meski kau tak pernah ada.

Goenawan Mohamad - Aku akan Tugur, 2007

0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP