Buruh
Kemajuan teknologi selain mempermudah kehidupan manusia ternyata juga menggeser peran manusia dalam industri. Naiknya biaya produksi dan kondisi perekonomian yang tidak stabil membuat perusahaan-perusahaan mengurangi jumlah karyawannya dan kurang memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Pemilik modal hanya memikirkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan bagaimana usaha anak-anak buahnya bekerja untuk itu. Pemerintah yang bertugas melindungi hak-hak warga negara hanya diam. Mereka bisa jadi sudah "kenyang" karena kesepakatan pemilik modal dan pemerintah. Asal pemasukan anggaran untuk negara bertambah karena setoran perusahan-perusahaan itu, mereka tidak ambil pusing. Padahal pemerintah harusnya pro rakyat bukan pro pengusaha.
Itulah gambaran buruh pada jaman ini, di antara kemajuan teknologi, pengusaha dan penguasa. Maka, pada peringatan hari buruh ini, ribuan buruh turun ke jalan. Mereka berorasi di depan istana negara supaya presiden dan aparatur negara memperhatikan kesejahteraan mereka. Perekonomian bisa berjalan karena adanya kerja sama yang baik dari buruh, pengusaha dan pemerintah. Maka sudah sepantasnya buruh mendapat kehidupan yang layak atas kerja keras mereka.
Demikian juga saya. Selama belum bisa menghasilkan barang dan jasa sendiri, saya juga buruh. Meski bersembunyi di balik kemeja licin dan celana bahan dan di belakang layar komputer di ruang ber-AC. Begitulah saya bekerja sehari-hari. Sebagai kontraktor, saya mengerjakan proyek dari client. Seperti saat ini, client hendak membuat plant refinery (pengolahan minyak). Maka, pekerjaan saya adalah mendesign peralatan dan lain sebagainya supaya plant yang diinginkan berjalan dengan baik. Tentu saja perusahaan menginginkan dengan biaya proyek yang ada, engineer mendesign seoptimal mungkin: dengan biaya sekecil-kecilnya tapi hasil sebaik-baiknya. Saya yang masih kroco ini cuma bisa manut atasan. Mengerjakan apa saja yang diperintahkan atasan. Aturan umumnya: pekerja harus nurut dengan yang punya modal (uang).
Kemajuan peradaban manusia menuntut peningkatan keterampilan dan keahlian. Maka, usaha terus menerus belajar dan berkembang itu dibutuhkan. Kalau kita belum bisa mengubah sistem yang besar itu, kita masih bisa mengubah diri sendiri. Bekerja bukan seperti mesin, melainkan juga berpikir kritis, inovatif dan kreatif. Dan kita tak selamanya menjadi buruh tetapi menjadi enterprenur yang juga bisa menambah lapangan pekerjaan bagi yang lain.
Selamat Hari Buruh!
0 comments:
Post a Comment