Gundala Gawat
Gundala, tokoh superhero ciptaan Hasmi, komikus yang jaya di era 70an dihadirkan kembali oleh Teater Gandrik di Graha Bakti Budaya pekan kemarin. Naskahnya ditulis Goenawan Mohamad yang dikenal sebagai esais dan penyair, berjudul Gundala Gawat. Kelompok teater asal Yogyakarta ini digawangi Heru Kesawa Murti (alm) dan inilah penampilan pertama mereka setelah Heru K. Murti meninggal dunia. Di samping generasi senior seperti Butet Kertarejasa, Djaduk Ferianto dan Susilo Nugroho, beberapa pemain muda ikut serta memerankan tokoh-tokohnya. Teater Gandrik dikenal dengan guyonannya yang segar, jenaka dan spontan, tak jarang melenceng dari naskah. Namun selalu saja bisa kembali pada alur yang benar. Seperti saat Susilo Nogroho menanggapi sindiran yang disampaikan Butet dengan: "Ini tidak ada di naskah. Saya tidak ikut-ikut."
Bersama-sama para superhero itu menyusup di kelompok Harimau Lapar. Tetapi penyamaran mereka terbongkar dan sang Ketua Agung, pemimpin Kelompok Harimau Lapar menawarkan kesepakatan untuk bergabung bersama daripada mengganggur. Akhirnya para superhero yang sudah tua dan kekuatannya berkurang itu ikut merampok bank. Mereka masuk perangkap dan dikepung polisi juga pasukan Harimau Lapar. Gundala menyesal akan tindakannya, namun kawan-kawannya malah membelot dan mengkhinati dia. Sedah istrinya ditawan dan sang Ketua Agung ternyata adalah Agen X9. Gundala tidak mampu berbuat apa-apa. Semua perjuangan superhero menegakkan kebenaran dan keadilan tidak memiliki tempat lagi. Superhero pun juga bisa kehilangan kekuatan dan berkhianat. Mereka terikut arus yang sudah bobrok dan menjadi bagian dari kejahatan.
Hasmi, komikus pencipta superhero ikut bermain teater. Ia mahir memainkan dirinya sendiri yang sudah tua yang sudah mulai ngawur membuat komik. Harapannya disampaikan supaya tokoh Gundala tidak pernah mati. Goenawan Mohamad yang terlihat serius lewat tulisan esainya ternyata juga jenaka. Susilo Nugroho menyebutnya pelawak yang menyamar sebagai penyair. Cerita superhero itu dibuatnya menjadi sebuah parodi untuk menertawakan diri sendiri.
Lalu apa orang-orang baik akhirnya terpaksa ikut arus kebobrokan negeri ini?
2013
0 comments:
Post a Comment