Sunday, April 18, 2021

Tidak Ada L dalam Bahasa Jepang

Setelah sekian puluh bulan di Jepang akhirnya saya baru menyadari bahwa arti bahasa Jepang furi maketto adalah flea market bukan free market. Semula saya pikir furi maketto adalah pasar yang menjual barang secara cuma-cuma, ternyata furi maketto adalah pasar barang-barang bekas layak pakai/guna dan sama sekali tidak cuma-cuma. Flea market diserap bahasa Jepang menjadi furi maketto karena tidak ada padanan huruf L dalam bahasa Jepang.



Bahasa asing diserap oleh bahasa Jepang melalui pengucapannya. Karena hanya ada ra ri ru re ro, maka seluruh kata yang mengandung la li lu le lo otomatis menjadi ra ri ru re ro. Kebanyak orang Jepang sendiri susah membedakan L dan R. Saya menemukan beberapa kesalahan yang lucu seperti papan restoran yang menuliskan Runch, instead of Lunch. Atau Coca Cora, instead of Coca Cola.



Hal-hal demikian membuat saya tak jadi minder kalau pengucapan ataupun susunan bahasa Inggris saya belibet, karena orang Jepang sendiri juga tak sempurna. Sebagai sama-sama negara yang bukan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari, kami saling mengerti. Meski ada banyak hal lain yang kami tidak saling mengerti.

0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP