Ada Yang Hilang Dari GOJEK
Ojek sepeda motor masih banyak diminati penduduk Jakarta untuk alasan praktis dan cepat. Pangkalan-pangkalan ojek mudah ditemui hampir di setiap sudut jalanan ibukota. Tukang ojek begitu berjasa sebagai penyelamat saat angkutan umum yang ditunggu takkunjung tiba atau saat terdesak oleh waktu di tengah kemacetan. Tak cuma saat-saat mendesak saja, beberapa orang bahkan mempunyai langganan pribadi.
Meski demikian, biaya atas jasa tukang ojek tidak bisa dibilang murah. Kita bisa saja memperkirakan jarak tempuh dan tarifnya, namun saat berada di tempat yang baru dikunjungi, kita cuma bisa pasrah pada tarif yang ditawarkan. Tidak seperti taksi yang mempunyai argo, tarif jasa ojek diputuskan bersama antara tukang ojek dan pengguna jasa tukang ojek. Nah, di sinilah kita dituntut untuk berkomunikasi dengan baik: mulai memilih tukang ojek hingga menawar tarif.
Atas dasar penertiban tarif ini, muncul platform pengelola ojek seperti GOJEK dan Grab Bike. Tarif ditentukan berdasar jarak yang ditempuh, bukan tarif tembak mau-maunya tukang ojek. Memang melalui sistem mereka, pengguna jasa ojek mendapatkan kejelasan tarif dan terhindar dari aksi nakal tukang ojek yang semena-mena memasang tarif.
0 comments:
Post a Comment