Paskah
Pekan suci dibuka oleh Minggu Palma, saat Yesus dielu-elukan sebagai Raja. Sorak-sorai dan puja-puji mengarah kepadaNya. Tak begitu lama, Ia harus menjalani hukuman mati di kayu salib. Begitu cepat kah suasana hati ini berubah? Sebentar mengelukanNya, sebentar kemudian menyalahkan dan menimpakan kesalahan padaNya. Begitulah saya yang tidak konsisten dan setia beriman yang baik. Ingat Tuhan saat sedih tapi lupa bersyukur saat senang. Sebentar baik sebentar nakal.
Warisan misteri Paskah adalah cinta yang tak berkesudahan. Demi cinta pada manusia dan setia pada Bapa, Yesus rela menjalani sengsara dan wafat di salib. Mencintai adalah setia dan taat. Penderitaan bukan lagi sebuah pengorbanan. Seperti kata Sujiwo Tejo, saat kita mulai merasa berkorban untuk cinta berarti kita mulai menghitung untung rugi. Sementara cinta tak mengenal perhitungan. Penderitaan adalah hal yang perlu kita alami, agar kita mengerti artinya bahagia.
Dan ditunjukkan pada peristiwa kebangkitan Yesus, bahwa penderitaan dan kematian membawaNya pada kemulian. Semua yang kita alami, sedih maupun bahagia harusnya membawa kita pada kemuliaan Tuhan yakni hidup yang bermakna dan berarti untuk orang lain.
Selamat Paskah.
3 comments:
Selamat Paskah mba' Niken :)
Nice Blog!!! ;)
Dik, refleksi mendalam, tanda kematangan diri dan rohani. Penderitaan memang bagian integral dari cinta. Dalam kacamata ini, aku tahu betul cintamu.
Selamat Paska ya.
@definiteyourlove : Thanks, Selamat Paskah juga :)
@Mas Tanto : Terimakasih ya dan Selamat Paskah juga..
Post a Comment