Daun-daun mulai memerah, sebagian menguning, tak lama kemudian mereka berguguran. Hembusan angin menyerakkan sebagiannya ke jalanan. Jalanan untuk pejalan kaki sebagiannya tertutup daun-daun yang berguguran itu. Begitulah pemandangan yang saya temui setiap hari, di samping hembusan dingin angin musim gugur. Satu bulan sudah saya tinggal di Jepang, di Yokohama tepatnya. Senin sampai dengan Jumat saya ke kantor dan saat akhir pekan berjalan mengunjungi tempat-tempat menarik. Saya mengamati dan menikmati kehidupan dan budaya warganya.
 |
di jalanan menuju kantor |
Salah satu hal yang saya kagumi dari penduduk Jepang adalah kebiasaan mereka untuk berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum, kereta tepatnya. Fasilitas bagi pejalan kaki sangat amat baik sehingga memungkinkan penduduknya nyaman berjalan kaki. Berbagai jalur kereta tersedia dan terintegrasi dengan transpotasi umum lain seperti bis misalnya. Sebuah budaya yang baik ketika kebiasaan baik didukung kenyamanan fasilitas yang mendukung.
 |
arena pejalan kaki |
Salah dua hal lain adalah kesantunan. Hampir semua orang Jepang itu santun. Lebih santun dari orang Jawa menurut saya. Kebiasaan mereka membungkukkan badan dengan sekian derajat tertentu bagi saya adalah salah satu bentuk kesantunannya. Orang-orang di kantor saya saat berkenalan orang baru selalu membungkukkan badan, demikian juga saat mereka mengucapkan terimakasih. Cara mereka memandang orang lain selalu positif bahwa semua orang baik dengan urusannya masing-masing. Pernah suatu ketika saya kebelet dan bingung mencari toilet. Lalu mendapati hotel terdekat tempat saya berjalan saat itu dan bertanya dimana toilet. petugas hotel pun menjawab dengan rama dan mempersilahkan saya menggunakan toilet. Meski saya tidak menginap di hotel itu dan cuma seorang pejalan kaki yang sedang lewat namun saya tetap diperlakukan dengan sopan.
 |
saya bersama 2 anak Jepang |
Salah tiga hal lain adalah efisiensi. Karena setiap orang baik dan punya urusannya masing-masing, dibuatlah intruksi-intruksi untuk melakukan ini-itu sehingga bisa melakukan pekerjaan apapun dengan benar tanpa merepotkan orang lain. Efisiensi lain adalah penggunaan ruang. Ruang-ruang terbuka seperti taman dan area pejalan kaki diberikan seluas-luasnya senyaman mungkin. Maka, ruang-ruang untuk tempat tinggal dibuat se-efisien mungkin. Kebayakan orang Jepang tinggal di apartement-apartemen yang menjulang ke atas. Seperti tempat saya tinggal ini, di sebuah ruang seluas 30 m2 yang sudah dilengkapi berbagai peralatan rumah tangga seperti mesin cuci, kulkas, AC, lemari,
vaccum cleaner, tiolet, bathup, tempat tidur, meja dan kursi. Sebuah rumah yang cukup
full furnished. Di ruang yang terbatas saya sudah bisa melakukan banyak hal. Dan saya kerasan tinggal di rumah saya yang sekarang.
 |
di rumah saya |
 |
di rumah saya |
Masih banyak lagi hal-hal menarik di Jepang dan kebiasaan dan semangat baik itulah yang harus kita tiru. Sebuah bangsa yang maju tidak lepas dari warganya yang maju pula. Ah makin kerasan saya di Jepang :)
0 comments:
Post a Comment