Saturday, November 22, 2014

Modernitas yang Manusiawi

Tokyo Skytree
Gedung-gedung tinggi menjulang. Gedung perkantoran, pemerintahan, apartement, juga pusat perbelanjaan. Bila malam tiba, lampu-lampu warna-warni menyala terang di tengah keramaian. Kebanyakan lampu-lampu itu dari iklan berbagai macam produk Jepang. Orang-orang hilir mudik di stasiun dan jalanan. Tak hanya berdiri gedung-gedung, ruang terbuka seperti taman dibangun dan dirawat di tengah kepadatan kota. Maka ketika penduduk kota mencari tempat bermain bagi anak-anak mereka, mereka mengunjungi taman untuk bermain dan menggelar bekal makan yang mereka bawa dari rumah. 

Begitulah gambaran kepadatan kota Tokyo yang jumlah penduduk Tokyo mencapai 33 juta. Penduduknya beragam, bukan cuma orang asli Jepang namun juga pendatang dari berbagai negara. Mereka umumnya adalah mahasiswa, guru bahasa, juga pekerja profesional seperti artist, engineer, bussinesman. Meski demikian, Tokyo mampu mengakomodasi warganya untuk bertransportasi dan menjalani kehidupan yang manusiawi. Manusiawi berarti mendapatkan hidup layak sebagai manusia. Mempunyai ruang untuk berteduh, bermain, dan bekerja dengan aman dan nyaman. 

Maka ketika modernitas tidak meniadakan sisi kemanusiaan, sebuah kehidupan mampu berjalan dengan baik. Tak heran jika meski menjadi kota terpadat, Tokyo juga menjadi kota termakmur. 


0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP