zakheus

Saya besar dengan matematika di kepala saya dan segala macam logika cara berpikirnya. Bagi saya, setiap hal harus direncanakan dengan baik dan diperhitungkan. Meski bukan perencana keuangan yang baik, saya berusaha mengatur keuangan saya dengan cermat. Maklum saya ini anak kos yang ingin punya rumah sendiri. Begitu juga saya melihat hidup, kadang didasari oleh perhitungan.

Alkisah Zakheus yang dikenal sebagai pemungut pajak ingin sekali melihat Yesus. Zakheus adalah orang yang bertugas menagih pajak dan tak jarang memeras. Baginya, kekayaan berasal dari uang-uang yang dikumpulkannya. Maka ia selalu memperhitungkan dengan cermat segala pemasukannya. Zakheus penasarn dengan Yesus yang hidupnya begitu bebas tidak terikat pada apapun, termasuk harta. Yesus bisa bebas dan bahagia berpindah dari satu kota ke kota lain. Maka diantara orang banyak yang mengerumuni Yesus, Zakheus sampai harus memanjat pohon untuk melihat Yesus. Bagi kebanyakan orang, memanjat pohon adalah hal yang dilakukan anak kecil atau budak suruhan. Zakheus sampai harus merendahkan dirinya hanya untuk melihat Yesus. Yesus pun makan dan tinggal di rumah Zakheus. Dan Zakheus akhirnya tersadar akan sikap hidup yang diinginkan Allah. Zakheus pun berkeputusan akan membagi setengah hartanya untuk orang miskin dan akan memberi 4 kali lipat jika ia memeras.

Rupanya orang kaya kadang kala tidak merasa bebas menggunakan miliknya. Tidak bahagia. Harta tidak memberikan rasa tenteram. Perhitungan menghambat kebebasan dan kreativitas. Dan saya kini belajar untuk lebih spontan dan selalu bersyukur karena esok akan ada kesusahannya sendiri.