Lubdaka
Lubdaka adalah seorang pemburu. Ia berburu binatang apa saja di hutan. Semua yang bisa ditangkap, akan ditangkap dan dibunuhnya. Suatu kali, saat ia berburu, ia tidak menemukan satu hewan pun tersisa di hutan. Jika ia pulang dan tak membawa hasil buruan, istrinya akan memarahi dia. Pulang pun juga sudah malam dan ia takut ketika gelap diserang binatang. Maka ia menunggu hingga hari berganti pagi. Ia naik ke atas pohon dan membiarkan dirinya berjaga supaya tidak jatuh dan diserang binatang buas. Ia menunggu di pohon di pinggir danau. Malam itu adalah malam ke empat belas. Ketika angin berhembus, ia membenarkan posisinya dan daun jatuh di ujung batu panjang yang tegak di danau. Sepanjang hari ia tidak makan dan tidak tidur karena tidak mendapatkan binatang buruan dan takut diserang binatang buas. Tanpa disadarinya, ia telah melakukan peribadatan kepada Dewa Syiwa yang dilambangkan dengan sebuah lingga. Begitulah, pada hari penghakiman, Lubdaka diselamatkan Dewa Syiwa dari siksa neraka dan diterima di surga.
Dewa Syiwa menerima persembahan yang dilakukan Lubdaka di danau, meski ia tidak pernah menyadarinya. Sekecil apapun perbuatan kita ternyata dicatat oleh Tuhan. Dan berkat kemurahan Tuhan lah kita diselamatkan, bukan atas perbuatan yang kita lakukan. Maka berbuatlah yang baik, yang mungkin tak pernah kita sadari perbuatan itu berarti. Dan rendah hati lah, karena bukan manusia yang menentukan persembahan ini atau itu adalah benar.
0 comments:
Post a Comment