Wednesday, June 5, 2013

Long Road To Heaven: Sebuah Refleksi

Masih membekas di ingatan kita peristiwa bom di Bali pada 10 Oktober 2002. Dua bom meledak beruntun di Sari Club kemudian Paddy's Pub Depansar Bali pada suatu malam minggu. Sutradara Enison Sinaro
mengangkat peristiwa itu ke layar lebar sebagai kenangan akan orang-orang yang tewas sia-sia akibat
bom Bali. Long Road to Heaven tidak diputar di cinema-cinema komersial seperti cinema 21, XXI
ataupun Blitzmegaplex. Berdonasi Rp. 20.000, film ini diputar di kineforum, ruang pemutaran film
alternatif (non-mainstream) yang dikelola Dewan Kesenian Jakarta.

Hannah Catrelle, warga negara Amerika yang tinggal di Bali ketika bom meledak bertemu dengan Haji Ismail, lelaki muslim warga Bali. Bersama-sama mereka menjadi sukarelawan menyelamatkan orang-orang yang terluka dan menempatkan jenazah-jesanah korban ke tempat yang layak. Saat diketahui pelaku pemboman adalah jaringan terorisme Al-Aqeda di Asia Tenggara, Hannah menggugat Haji Ismail yang seorang muslim mengapa harus melakukan tindakan pengeboman yang membunuh orang-orang barat bahkan juga orang-orang mereka sendiri.


7 bulan setelah pengeboman, seorang wartawan Australia Liz Thompson datang ke Bali untuk meliput persidangan pelaku pengeboman, Amrozi. Ia datang sekaligus mencari cerita dari penduduk setempat tentang kejadian saat itu dan yang berubah setelah pengeboman itu. Ia ditemani Wayan Dika, sopir taksi, penduduk asli Bali mengunjungi tempat peledakan dan penjara.

Alur maju-mundur ditampilkan bergantian. Penyusunan rencara pengeboman oleh orang-orang seperti Hambali, Mukhlas, Imam Samudra, Dr. Azhari, dll. juga ditampilkan. Disebut-sebut Jaringan Islamiyah lah yang merencanakan.

Melalui film ini, peristiwa tragis di Bali itu tidak mau dilupakan begitu saja. Makna dan harapan selalu ada dibalik setiap peristiwa. Saat penduduk Bali menjawab "semuanya akan lebih baik" atas pertanyaan Liz, wartawan Australia, harapan baik selalu ada meski harus melalui kesedihan. There is no good without evil. Orang-orang Bali percaya keseimbangan alam semesta bahwa akan selalu ada yang baik juga yang buruk. Jalan menuju kesempurnaan atau surga bukan dengan cara singkat, mati jihad, tetapi sebuah perjalanan panjang kehidupan. Mengusahakan hidup yang baik  

0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP