bertobat
Sudah berulang kali saya membaca kisah anak yang hilang, seorang bungsu yang meminta warisan kepada ayahnya kemudian menjualnya dan berfoya-foya, lalu miskin dan kembali kepada ayahnya. Bahkan saat di sekolah menengah, saya dan beberapa teman lain memerankan kisah ini. Meski demikian, masih saja saya belum mengerti benar mengapa si bungsu diperlakukan begitu baik oleh sang ayah saat kembali setelah melakukan hal-hal tidak baik?
Seperti diceritakan, sang ayah meminta pelayan untuk membawa bawa ke mari jubah yang terbaik, dan
pakaikanlah itu kepada si bungsu dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Juga
meminta pelayan mengambil anak lembu tambun untuk disembelih dan mereka makan dan bersukacita
Seorang yang bertobat atau kembali kepada Bapa dari kehidupan yang buruk sebelumnya mendapat
perlakukan layaknya seorang raja: dikenakan jubah terbaik, cincin dan sepatu, dan disembelihkan
lembu tambun (yang saat itu lembu tambun dipersembahkan hanya untuk raja). Dari sini kita tahu, pertobatan itu masuk dalam dimensi keilahian. Seluruh penghuni surga bersorak ketika seorang kembali kepada Bapa.
Jadi, masih berpikir lagi untuk tidak bertobat? Bapa selalu menunggu
0 comments:
Post a Comment