Dodol
Kedodolan memang manusiawi, tapi bukan berarti bisa terus dipelihara. Karena kurangnya “kesadaran diri” dalam melakukan sesuatu, kita sering kali lepas kontrol. Begitu juga saya, beberapa kali melakukan kedodolan. Saya ini memang dodol pada saat-saat tertentu saja. Saat belum ditelepon Abang, belum cukup makan dan tidur, mengantuk, sakit, terlalu sedih dan terlalu senang. Begini ini contohnya:
1. Kehilangan dompet di gang menuju kos.
Setelah mengeluarkan uang untuk membeli makan malam, saya tidak sengaja dan tidak sadar menjatuhkan dompet saya. Saya baru sadar dompet saya tidak ada keesokan harinya sebelum berangkat ke kantor. Dalam kebingungan, saya membayangkan ribetnya ngurus SIM dan STNK karena hilang bersama dompet. Doa saya cuma satu, semoga ditemukan oleh seseorang dan mengembalikannya pada saya. Selang dua hari, seseorang tak dikenal menelepon di ponsel saya dan mengaku menemukan dompet saya yang masih lengkap isinya. Dan ternyata orang yang menemukan itu bekerja di kompleks yang sama saya bekerja. Untunglah dompet saya ditemukan oleh orang baik dan saya mendapati dompet saya kembali.
2. Tidak membawa dompet
Kalau lupa membawa dompet sementara ada teman yang menemani mungkin saya tidak akan bingung. Tapi ini, saya sendirian ke mal. Malu karena tidak jadi beli di kasir bisa saya atasi, tapi kalau keluar parkir tanpa STNK dan uang parkir, saya mau alasan apa. Apalagi parkir di mal Jakarta dilengkapi sistem itu itu yang lebih ribet dari parkir di pinggir jalan.Maka dengan deg-deg an, saya beranikan diri keluar parkir dan siap dengan apapun resiko, kalau harus ninggal motor, jam tangan, ponsel atau apapun sebagai jaminan. Untungnya, mbak-mbak yang jaga di counter keluar baik, saya diperbolehkan keluar parkir tanpa bayar dan diperiksa apa-apa.
3. Tidak mengambil kartu ATM dari mesin ATM setelah melakukan penarikan tunai
Lagi-lagi saya sadar setelah keesokan harinya memeriksa dompet, saya tidak menemukan kartu ATM saya. Doa saya cuma satu, mudah-mudahan ketelan mesin dan saya tidak mengurus surat kehilangan dari kepolisian. Lalu saya tanya pada bapak-bapak yang biasa mengepel ruangan mesin ATM. Katanya dia menjumpai kartu ATM yang tertinggal di mesin. Namun, karena tak kunjung diambil, kartu tersebut masuk kembali ke mesin ATM. Maka saya segera mengurus penggantian kartu di bank. Dan untungnya, kartu saya masih sehat walafiat dan belum dihancurkan. Akhirnya saya mendapatkan kartu ATM saya tanpa menunggu penggantian.
Saya sadar, kedodolan ini memang tidak baik. Masih untung akibat dari kedodolan ini hanya saya sendiri. Bagaimana coba kalau sampai mencelakakan atau merugian orang lain. Amit-amit deh!
0 comments:
Post a Comment