Gambir dan Penjual Kopi
Entah dari mana mereka datang, tiba-tiba saja saat tengah malam menjelang mereka rapi berjejer di pinggiran pintu utara stasiun. Menjajakan kopi dan minuman hangat lain. Selalu ada saja yang membelinya, entah itu sopir-sopir taksi yang masih mangkal, tukang ojek, penumpang kereta yang tiba kemalaman atau seperti kami yang saat itu hanya sedang berjalan-jalan melintasi stasiun. Saat mereka membuatkan kami segelas kopi dan susu cokelat, mereka mengaku datang dari Madura merantau ke kota ini. Beberapa datang dari daerah lain di Jawa Timur, tambahnya. Mereka berjuang mencari rejeki di kota yang keras ini. Bersaing dengan warung-warung bahkan cafe-cafe sekitar, sedang mereka tetap setia menjajakan kopi dengan cara sederhana. Hanya dengan bekal bungkusan kopi instan, gelas plastik dan thermos. Maka dalam segelas kopi dan susu cokelat yang kami minum ada harapan dan keserdahaan juga kenangan tentang kita dan mereka.
Gambir, November 2011
0 comments:
Post a Comment