dear,
Abang,
Pernahkah engkau membayangkan bercinta di bawah bulan, seperti cerpen Kurnia Effendi itu Bercinta di Bawah Bulan, yang dengan bahasa begitu indah ia menggambarkan suasana romantis purnama dipinggir pantai diiringi debur ombak samudra dengan keinginan menggelora seorang pemuda yang sejak mudanya membayangkan percintaan pertamanya? Atau pernahkah suatu ketika membayangkan aku mengajakmu ke rumah senja, suatu tempat yang teduh untuk menjadi saksi sang surya turun ke peraduannya dengan keindahan semburat oranye, suatu tempat yang teduh untuk menceritakan hal-hal yang belum aku ceritakan padamu, yang lagi-lagi dengan sangat indah dituliskan Kurnia Effendi dalam cerpennya Rumah Senja?
Ah aku jadi terbayang-bayang dengan tulisan-tulisan indah nan sederhana Kurnia Effendi, malah sepertinya aku jatuh cinta pada(tulisan)nya. Aku terbawa alur kisahnya dan sering aku tidak menyangka akhirnya. Aku mengenalnya dengan sengaja dari judul kumpulan cerpennya yang tidak biasa itu lalu aku mulai menikmati gaya lain seorang sastrawan lewat dirinya. Ia memang luar biasa, ia laki-laki, dan tidak biasanya aku suka dengan tulisan sastrawan laki-laki. Engkau tak perlu cemburu jika aku begitu mencintai(tulisan)nya. Nikmatilah karya-karnyanya, pastilah engkau juga menyukainya, lalu kita diam-diam membicarakannya di meja makan juga di tempat tidur.
2 comments:
Dik, ciri dan kharakteristik seorang pemimpin itu bisa dilihat dari kemampuan seseorang untuk mengaitkan satu hal dengan hal lain, bahasa inteleknya "menganalisis".
Salah satu kehebatanmu adalah kemampuan untuk mengaitkan dan menggandengkan apa yang ada dalam dirimu dengan dirimu dan alam sekitarmu.
Kapan ya Bercinta di Bawah Bulan itu?
kapan saja bisa :)
Post a Comment