bola

Akhir-akhir ini, saya menyempatkan diri beberapa jam untuk menikmati suguhan perhelatan besar world cup 2010. Permainan cantik para bintang, kejutan-kejutan goal yang kadang membuat syok, menjadi hiburan tersediri di tengah sumpeknya menyelesaikan thesis. Ditemani 2 orang pecinta bola lain, mbak Ervin dan mbak Tun, berteriak-teriak hingga terbawa emosi saat menonton permainan setiap malam menjadi hal yang biasa. Ditambah beberapa cemilan dan obrolan santai seputar bola dan perkuliahan membuat menonton bola menjadi asik. Ditemani juga Abang dari belahan bumi lain yang sesekali mengupdate skor dan permainan lewat telepon sambil mengunggulkan jagoan masing-masing membuat world cup pun jadi romantis.

Beberapa tim besar harus mengaku kalah dari tim yang kurang diunggulkan, demikian juga saya sedikit kecewa saat Spanyol maupun Jerman yang digadang-gadang bisa mencetak banyak goal tapi harus kebobolan dari Swiss juga Serbia. Juga, ada bangga saat tim dari Asia, Korea Selatan, Jepang dan Korea Utara yang mampu bermain sekelas dunia bersama tim-tim besar lain. Dan itulah bola, karna bola itu bundar [celetukan mbak Tun], kita tak pernah mengira apa yang akan terjadi, apapun bisa saja terjadi. Banyak pemain menyalahkan Jabulani, sang bola di world cup ini. Memang tidak rasional, tapi juga masuk akal, meski pemain sudah menguasai bola, tapi sang bola terlempar ke arah atau bersudut yang berbeda dari yang diperkirakan. Begitu juga hidup, meski kita sudah berencana matang, ada saja hal di luar kemampuan/kenalaran kita yang terjadi. Tapi kita tetap harus yakin bola itu akan menuju gawang dan GOALLLLL!!


*terimakasih untuk Abang, mbak Tun, mbak Ervin yang slalu menemani menonton bola sambil bertukar cerita dan pikiran juga berbagi cemilan :)