Saturday, October 26, 2013

Djokopekik dan Celeng

Pawang Kesurupan (2012), sebuah lukisan Djokopekik menyambut pengunjung yang datang menikmati karya-karyanya di Galeri Nasional pada 10-17 Oktober lalu. Dalam lukisan itu digambarkan sekelompok penari jaranan lengkap dengan pawangnya berada di sebuah ruang sidang. Latarnya kurang lebih menggambarkan hutan yang gundul dan penggusuran tanah. Seperti umumnya tari jaranan, ada orang yang kesurupan. Demikian juga pada lukisan itu: ada hakim yang makan ayam hidup-hidup, dua hakim lain memegang tokek, dan hakim lainnya bermesraan dengan wanita. Semua kesurupan. Kira-kira begitulah Djokopekik menggambarkan lembaga peradilan Indonesia.

Pameran tunggal Djokopekik ini diberi nama “Zaman Edan Kesurupan”. Sebuah istilah yang menggambarkan kegilaan pangkat dua. Sudah edan, kesurupan pula. Ada 30 lukisan dan 3 patung dipamerkan. Lukisannya bertema besar kerakyatan. Berjiwa sosialis. Karena baginya, seni bukan hanya untuk seni, melainkan seni harus berpihak pada mereka yang terbungkam suaranya. Dalam tekadnya, seni harus menjadi bagian dari revolusi.

Djokopekik adalah pelukis Indonesia kelahiran di Purwodadi, Grobogan, Jawa Tengah tahun 1938. Ia besar pada masa goro-goro tahun 1965. Dengan bakatnya melukis ia meneruskan pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta (kini Institut Seni Indonesia). Djokopekik muda dengan jiwa kritisnya, bergabung di Sanggar Bumi Tarung. Di situ, bersama seniman-seniman lain, ia menemukan surganya: seni yang memihak pada rakyat, seni yang menjadi sebuah pergerakan. Soal lain ketika kemudian Sanggar Bumi Tarung bergabung dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat dan berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia. Partai yang dinilai terlarang jaman itu. Djokopekik kemudian harus mengalami pesakitan dan ternyata belum juga selesai hingga KTP-nya mendapat cap eks tapol.

Celeng adalah sebutan lain dari babi hutan. Binatang liar bermoncong seperti babi dengan perut besar ini dikenal merusak ladang. Dalam arti lain, celeng juga diasosiasikan dengan babi ngepet. Makhluk jadi-jadian penghisap kekayaan yang tak diketahui caranya. Maka, celeng menjadi simbol kekuasaan yang sewenang-wenang, keserakahan akan harta dan kuasa. Celeng adalah sosok penguasa yang serakah. Mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya sementara rakyatnya kelaparan. Pada masa reformasi, ketika Djokopekik aktif melukis lagi, Susu Raja Celeng (1996) menjadi begitu simbolik. Seekor celeng berbadan tambun dengan enam susu yang siap diperah dikepung beribu manusia hendak ditangkap.

Meski celeng yang dimaksud sudah berhasil ditangkap, pada masa kini celeng-celeng ternyata masih bernyawa. Celeng itu berwujud nafsu serakah. Nafsu itu ada pada setiap diri orang. Nafsu mencari kesenangan diri tanpa memperdulikan sesamanya. Jumlahnya kian banyak. Kalau dulu mungkin hanya ada satu celeng, kini jumlahnya ribuan. Mungkin pula ia menjadi bagian diri kita. Tinggal kita menuruti nafsu ketamakan itu atau melawannya.

Keserakahan merupakan sumber malapelataka, juga di negara ini. Tidak cukup menebang satu dua pohon, berjuta-juta hektar hutan digunduli tanpa peduli meremajakannya. Atas nama keuntungan, kemalangan malah menimpa. Banjir dan tanah longsor menjadi akibat penggundulan hutan. Demi iming-iming keuntungan, sumur-sumur minyak dan tambang-tambang digadaikan pada pihak asing. Pembagian keuntungan tidak jelas, sumber daya negeri habis dikuras asing. Belum lagi banyak orang serakah mengumpulkan harta, hingga etika profesi dikalahkan. Hakim bisa disuap. Polisi dan anggota dewan korupsi.

Perlawanan kita kini bukan pada penjajah atau tuan tanah, melainkan ketamakan yang ada dalam setiap diri. Pameran “Zaman Edan Kesurupan” hanya sebagai pengingat bagi kita bahwa akan selalu ada pergerakan bersama memperjuangkan pihak-pihak yang terbungkam karena keserakahan penguasa. Soekarno bisa bilang: revolusi belum selesai, tetapi bagi Djokopekik dan juga kita: revolusi tidak pernah selesai.

0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP