Tuesday, June 11, 2013

(hampir) ketinggalan pesawat

Saya ini orang yang well-prepared. Semua harus terencana dengan baik. Misalnya saat berpergian, transportasi dan akomodasi harus disiapkan sejak awal. Memang sebetulnya baik jika semua sudah direncanakan, tapi kenyataannya tidak semua bisa terencana. Kadang sesuatu yang spontan dan tidak terencana juga mengasyikan. Ada sensasi tersendiri. Maka saya melatih diri saya menerima hal-hal ataupun kejadian-kejadian spontan supaya saya menyadari ada kekuatan besar lain yang berkehendak atas diri saya.

Saat long weekend (di Indonesia) kemarin, saya sudah merencanakan untuk pulang ke Surabaya. Tiket pesawat sudah jauh-jauh hari saya pesan. Oleh-oleh pun sudah saya siapkan sehari sebelumnya. Saya tinggal berangkat aja. Tidak seperti biasanya saya pasti terbangun oleh alarm yang saya setting sebelumnya, kali ini saya tidak terbangun. Padahal jadwal penerbangan saya pukul 05.30. Saya baru terbangun pukul 04.00. Kaget. Saya buru-buru ganti pakaian dan segera keluar mencari taksi. Tanpa sempat saya merapikan rambut dan cuci muka. Kepada supir taksi saya meminta untuk mengantar ke bandara dengan waktu dan jalan tercepat. Berhubung maskapai penerbangan yang saya gunakan tidak mempunyai faslitas web check-in untuk WNI, saya pasrah untuk check-in di bandara yang umumnya ditutup 20 menit sebelum penerbangan. Artinya saya harus check-in sebelum pukul 05.10.Saya tidak peduli rambut acak-acakan dan muka bangun tidur, yang penting saya tidak ketinggalan pesawat.

Di dalam taksi tidak henti-hentinya saya komat-kamit menenangkan diri dan berdoa: semoga saya bisa mengejar waktu check-in dan tidak ketinggalan pesawat. 30 menit berlalu, belum tampak petunjuk jalan menuju bandara. Dengan gelisah saya bertanya masih berapa lama dan jauh lagi perjalanannya. Dengan santainya sopir taksi menjawab bahwa ini masih setengah perjalanan. Saya makin gelisah. Tangan saya makin dingin. Lagi-lagi petunjuk jalan yang menampilkan arah menuju bandara yang biasanya sering saya lihat jika menuju bandara dengan naik bis damri, belum nampak juga. Masih jauh kah? Ternyata oleh sopir taksi, saya diantar lewat jalan belakang bandara. Lega.

Lega itu belum sepenuhnya. Perjuangan saya belum selesai. Setelah saya turun dari taksi, saya berlari masuk.  Bandara Soekarno Hatta tampak terminal: banyak orang, lebih-lebih karena hari itu
adalah long weeken. Lalu saya menuju counter check-in, yang ternyata 5 menit lagi check-in ditutup. Saya harus segera naik menuju ke pesawat karena sudah boarding. Tak sempat ke toilet, saya berlari menuju gate boarding yang untuk masuknya saya harus mengantri. Lari-lari saya belum selesai. Saya harus berlari lagi menuju pesawat yang jaraknya tidak dekat dengan gate keberangkatan.

Memasuki pesawat, saya mendapati kursi-kursi sudah dipenuhi para penumpang. Akhirnya dengan nafas yang masih memburu saya duduk manis di kursi saya.Dan kelegaan saya diakhiri dengan tempat duduk No. 6D, front row, dan pemandangan sunrise sepanjang penerbangan. What a day!


2013

0 comments:

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP