jam empat pagi
Belum terdengar deru motor di jalan, demikian juga suara kokok ayam jantan. Tak ada kesibukan kecuali saya yang sudah terbangun dari tidur. Di kota kecil ini, tak banyak motor lalu lalang di depan tempat tinggal saya, juga ayam-ayam berkeliaran, terutama jam sekarang ini. Sunyi. Ada yang lebih sunyi dari senja yang murung, itulah sesaat menjelah subuh.
Ini bukan pertama kali saya terbangun jam empat pagi. Mengingat kembali mimpi atau menerawang yang terjadi nanti. Kemudian sunyi lagi. Rasanya ini waktu yang tepat untuk berkacap-cakap dengan diri sendiri. Tentang hidup, cita-cita, juga cinta.
Sayup-sayup terdengar suara-suara dari pengeras suara masjid. Subuh rupanya. Saya turun dari temapt tidur, membasuh muka dan tersenyum. Urip iku obah. Pekerjaan menanti untuk diselesaikan. Ide menanti untuk dituliskan. Bacaan menanti untuk dilahap. Sunyi itu kini menjadi riuh di kepala.
Selamat hari jumat! belum weekend, besok saya masih harus masuk kerja.
0 comments:
Post a Comment