sarapan

Bagi saya, makan pagi itu penting. Dan sudah menjadi kebiasaan saya untuk sarapan apapun menunya. Semasa sekolah dan kuliah di Surabaya, nasi pecel adalah menu sarapan favorit saya. Selain porsinya pas, harganya pun ramah di kantong. Lain lagi saat kuliah di Taiwan, nasi sebagai menu sarapan sangat jarang dijumpai. Akhirnya saya memilih roti isi tuna atau daging dengan susu kedelai sebagai menu sarapan saya. Meski awalnya terasa kurang mengeyangkan dan belum terbiasa, lambat laun saya terbiasa dan menyukai sarapan ringan tersebut. Saat bekerja di Jakarta, menu sarapan pun berbeda lagi. Tidak seperti di Surabaya, menu sarapan Jakarta adalah bubur ayam, lontong sayur dan nasi uduk. Dan kira-kira begitulah menu sarapan saya selama di sini, hanya berbeda penjualnya saja. Kalau bubur ayam, bubur ayam paling enak yang pernah saya coba adalah bubur ayam cikini, letaknya di depan persis KFC Jalan Cikini. Setiap pagi warung pinggir jalan ini ramai dikunjungi. Selain itu ada juga bubur ayam di daerah Pasar Minggu. Penjualnya berkeliling karena saat itu saya makan bersama Abang dan hingga kini saya belum pernah menjumpainya lagi. Bubur ayam yang enak itu selain makannya dengan siapa, rasa buburnya gurih meski tanpa kuah kuning, suwiran daging ayam banyak dan krupuknya renyah tidak berwarna mencolok. Sedangkan lontong sayur yang enak ada di depan Pasar Blok A Jalan Fatmawati. Harganya cuma Rp 6000. Murah dan mengenyangkan. Kuah sayurnya beda dan kita boleh nambah kerupuk sepuasnya. Begitulah, akhirnya saya suka sarapan ala Jakarta.