KRL, MRT ala Jakarta

Seperti dulu-dulu, saya melakukan perjalanan pulang Surabaya dengan kereta, tapi kali ini saya mencoba naik KRL menuju Stasiun Gambir. KRL Commuter yang saya naiki adalah kereta listrik yang beroperasi di jalur Depok/Bogor - Jakarta Kota. Saya naik dari Stasiun Tanjung Barat, stasiun terdekat dari kantor. Tidak kaget saat mengetahui kereta yang digunakan adalah kereta bekas terlihat dari tulisan kanji yang masih menempel pada bodi kereta. Kondisinya masih bagus dan cukup bersih, meski warna lantai agak kusam dan terlihat beberapa plastik tercecer di sana. Keterangan jalur kereta tertempel pada dinding dekat pintu masuk-keluar, tapi keterangan dan pemberitahuan stasiun saat kereta berhenti tidak ada. Bagaimana pengguna bisa tahu kalau tidak benar-benar memperhatikan setiap saat kereta berhenti?

Ingatan saya tiba-tiba muncul, saat begitu nyaman dan tertibnya naik MRT di Taipei. Semua penumpang tertib antri masuk maupun keluar. Larangan makan dan minum di peron dan di dalam kereta membuat statiun dan kereta begitu bersih. Tak perlu lama menunggu kereta karena kereta datang tak kurang dari sepuluh menit dari kereta sebelumnya. Kecepatan dan ketepatan waktu tak perlu diragukan, terutama bagi pekerja dan anak sekolahan karena sedikit kemungkinan terlambat.

KRL itu MRT ala Jakarta, meski sudah ada jadwal berangkat dan tiba, kereta ini jarang sekali tepat waktu, belum lagi jalurnya harus dibagi dengan kereta jarak jauh. Tapi jenis transportasi ini banyak juga peminatnya karena bebas macet dan bebas asap. Seandainya KRL ini "digarap" dengan tepat, saya percaya kemacetan yang terjadi di Jakarta bisa terkurangi.