Orang-orang Proyek
Buku Ahmad Tohari yang lain, Orang-orang Proyek, akhirnya habis saya baca. Masih dengan gaya penulisannya yang detail menggambarkan alam pedesaan, dalam novel ini ia ingin mengkritisi proyek-proyek pemerintah di daerah-daerah. Pergolakan hati nurani Kabul, seorang insiyur sipil yang bekerja pada proyek pembangunan jembatan, pada keprofesionalannya sebagai insinyur dan mantan aktivis kampus terhadap ‘permainan’ yang terjadi dalam proyek itu menjadi masalah yang diangkat dalam novel ini.
Proyek pembangunan jembatan ternyata membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk desa. Warung makan pun diadakan untuk memenuhi kebutuhan pekerjannya. Geliat perekonomian pun tumbuh. Namun, di lain sisi, proyek ini membuka peluang beberapa orang untuk tidak jujur. Menggunakan bahan baku bangunan bermutu rendah dan juga menunggangi berbagai kepentingan lain dalam proyek. Alih-alih sebagai proyek pemerintah, pembangunan jembatan digunakan sebagai sarana berkampanye dan memikat hati rakyat sebagai pemilihnya. Mutu jembatan pun menjadi taruhannya. Pergolakan antara mempertahankan kode etiknya sebagai insinyur dan mantan aktivis dengan kariernya diceritakan dalam beberapa bagian oleh Ahmad Tohari. Tidak mudah memang berada dalam situasi demikian ketika memilih ikut arus atau bangun dan membuat arus baru.
Pada 2007 Ahmad Tohari sudah mengangkat fenomena ini ke dalam karyanya. Tahun 2010 kemarin, kita mendengar runtuhnya jembatan Kutai Kertanegara, dan entah tahun-tahun selanjutnya. Juga baru-baru ini anak-anak harus melewati jembatan hampir runtuh ala Indiana Jones. Proyek-proyek pemerintah tidak berjalan sebagai mana mestinya, tidak tepat sasaran dan rawan ketidakjujuran. Proyek pun diada-adakan, proyek toilet, proyek kursi sampai proyek kalender. Sampai-sampai, saat mendengar kata proyek, asosiasi kita sudah terarah pada korupsi. Dan kita, entah itu insinyur, pendidik, birokrat, apapun profesi kita dihadapkan pada pilihan mengikuti arus atau membuka jalan arus yang baru. Saya, sebagai orang proyek pun ikut terpanggil memembenahi masalah ini.
0 comments:
Post a Comment