bertemu Ayu Utami
Saya harus berterimakasih kepada Citra, seorang teman yang mengenalkan saya kepada karya Ayu Utami. Dengan sengaja, buku Bilangan Fu setebal 536 halaman saya pinjam darinya. Dan saya berjuang cukup keras menyelesaikannya. Kesungguhan Ayu Utami menulis dan menyampaikan isu sosial budaya potilik menarik minat saya. Lalu jangan tanya selanjutnya, buku-buku yang pernah ia tulis akhirnya saya buru. Saman, karya pertamanya yang meraih berbagai penghargaan, Larung, sekuel kedua Saman, dan yang lainnya. Sementara Abang juga menunjukkan ketertarikannya saat membaca Saman. Begitulah akhirnya saya mengagumi Ayu Utami.
Dan ketika saya bisa melihatnya lebih dekat, saya berikan senyum terbaik saya:
4 comments:
Dan saya menjadi lebih respek ketika teryakini hidungnya bukan buatan,, hehe
tegoooooo.. kan buatan Tuhan :)
ngiriiiii.
manjali dan cakrabirawanya lebih menyentuhhhhh *sampe emosi bacanya*
hehehe.. she is adorable, apalagi kalau sudah berkata-kata :)
iyaaaa,, aku jg lebih suka manjali dan cakrabirawa..
Post a Comment