Rabu Abu - Masa Prapaskah
PERATURAN PANTANG & PUASA KEUSKUPAN SURABAYA
Sesuai dengan ketentuan Kitab Hukum Kanonik (Kanon Mo. 1249 – 1253) dan Statua Keuskupan Regio Jawa No. 111, maka ditetapkan :
- Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masaPrapaskah sampai dengan Jumat Agung.
- Yang wajib berpuasa ialah semua orang katolik yang berumur 18 sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.
- Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok.
- Salah satu ungkapan tobat ialah Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang diharapkan mempunyai nilai pembaharuan pribadi dan nilai solidaritas tingkat paroki, keuskupan dan nasional. Hendaknya di setiap paroki diadakan kegiatan social konkret yang membantu masyarakat umum, seperti misalnya mengadakan beasiswa, engobatan untuk umum, donor darah, Pasar Murah dan lain-lain.
- Hasil pengumpulan dana selama APP, hendaknya selekas mungkin diserahkan kepada Romo Bendahara Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Surabaya, paling lambat tanggal 30 April 2009.
- Hendaknya diusahakan agar masa tobat sungguh menjadi masa pembaharuan rohani umat dengan diselenggarakan pendalaman bahan APP di lingkungan, wilayah, paroki dan kelompok-kelompok kategorial, rekoleksi, retret, ibadat jalan salib, meditasi dan sebagainya.
Surabaya, 11 Februari 2009
Mgr. V. Sutikno Wisaksono
Uskup Surabaya
Dalam masa prapaska selama 40 hari ini kita diingatkan akan pergumulan Yesus di padang gurun (lihat Mat 4:1-11) untuk :
Berpuasa atau bermatiraga: Gereja mengajak kita melaksanakan ini sesuai dengan pedoman yang minimal untuk ditangkap dan agar mengusahakannya secara maksimal, bukan sekedar untuk pengaturan diri, control diri terhadap bahaya hedonisme (mengejar kenikmatan), sensualisme (hidup melulu karena rasa senang, suka, enak), konsumerisme (melahap, memuaskan diri), dsb.
Sadar diri sebagai ciptaan dan keterarahan kita hanya pasda Allah yang patut dipuji: Gereja mengajak kita semua untuk mengatasi egoisme atau egosentrisme (yang pentingh diriku) dengan lebih tekun dan setia berdoa, meditasi, adorasi dihadapan sakramen mahakudus, dan menekuni devosi-devosi Gereja.
Hidup dalam kelimpahan rahmat Tuhan bukan dalam materi/kebendaan: Gereja mengajak kita untuk bersedekah dan beramal mengatasi bahaya materialisme (kelimpahan karena materi/kebendaan) sementara mengabaikan saudara-saudara yang berkekurangan, miskin dan menderita.
*Selamat menjalankan masa Prapaskah, berpuasa dan berpantang
0 comments:
Post a Comment