kisah mereka, kisahku
Beberapa hari ini saya sibuk -ga sibuk2 amat sih, asik lebih tepatnya- menikmati alur cerita kisah cinta Ikal dan A Ling (Laskar Pelangi). Dua bocah berbeda latar belakang ini jatuh cinta, dan dikisahkan pula pertemuan, gejolak hati perasaan yang timbul diantara mereka. Sebuah kisah cinta yang sederhana dan natural bocah Belitung. Mulai kisah perjumpaan mereka di toko kelontong saat Ikal membeli kapur tulis untuk sekolahnya, puisi2 Ikal untuk A Ling, juga puisi rindu A Ling pada Ikal, saat mereka janji bertemu di klenteng lalu berlari ke padang rumput lalu menaiki komidi putar bersama, sampe kisah Ikal naik ke puncak gunung Selumar hanya untuk melihat atap rumah A Ling dan membuat puisi untuknya.
Ah,, kisah mereka begitu sederhana, mengalir, dan mereka benar-benar menikmati keindahan perasaan dan dunia sekeliling mereka, sekalipun dunia sibuk dengan dunianya dan tak peduli dengan kisah mereka. Kisahku dengannya juga demikian, hanya kita yang bisa merasakan indahnya. Keindahan yang sederhana ini membuatku menghargai cinta yang sekarang aku rasakan, lalu bertanya-tanya pada diri sendiri : kemana nasib membawaku setelah ini?
2 comments:
Jangan pernah bertanya kemana nasib akan membawa kita, tapi kita yang harus menentukan kemana kita akan membawa nasib kita. karena dengan begitu kita akan berjuang untuk mendapatkan apapun yang kita inginkan. "peluklah mimpi2 kita, dan buat lah mimpi itu menjadi nyata". 'sok bijak mood on'
@tunsriana : anteeeeeeeeebbbbbbbbb,,,
iya2 mbak,, betolllll.. ;)
dungaren bijak,, mari maem opo mbak???? hahahhahaha..
Post a Comment