Friday, October 24, 2008

My New Bike

New?? ~absolutly not, bekas iya, hehehe~ Buat saya ya sepeda baru lah, tepatnya baru saya punyai setelah sebulan di negri perantauan ini. Kenapa harus nunggu sebulan? kenapa bekas? kenapa sepedanya keren ~menurut saya~? Beginilah ceritanya :

Di milist NTUST-ISA diberitakan akan diadakan bicycle auction alias lelang sepeda, lelang ini diadakan tiap sebulan sekali ~menurut info sih gitu~ diperuntukkan bagi mahasiswa NTU ~universitas tetangga~ yang ingin berniat membeli sepeda. Sepeda yang dilelang berasal dari sepeda sitaan atau sepeda yang terkena razia karena diparkir tidak pada tempatnya. Sepeda-sepeda ini dikumpulkan di sutu tempat bernama shi yuan ~mudah2an bener~ Beberapa sepeda yang terjaring diambil oleh sang empunya, tapi banyak sepeda tidak diambil alias dibiarkan saja. Alhasil, ada beribu-ribu sepeda ngangkrak di halaman shi yuan itu, ada yang masih bagus ada juga yg udah karatan karena ga terurus. Lalu entah ide darimana ato siapa yang mengkoordinir, sepeda-sepeda ini dilelang tiap bulan dan taktanggung-tanggung harganya hanya 400 NT. Edan tenan, padahal sepeda bekas yang dijual di bengkel berkisar 1500-2000 NT ~tergantung bentuknya~ dan sepeda baru yang dijual di toko berkisar 2000-4000 NT ~tergantung bentuk juga~ Nah, oleh sebab itu, maka dari itu, lelangan ini banyak sekali peminatnya, tak hanya orang perantauan ~terutama org indo yang seneng murah2~ tapi juga anak-anak lokal. Maka, setiap kali diadakan lelangan, peminat sepeda rela antri berjam-jam sejak pukul 2 dini hari untuk mendapatkan sepeda yang masih bagus ~padahal tempatnya baru buka jam 8 pagi~

Demikian juga saya ~yang udah ngebet pengen punya sepeda federal yang keren~ saya rela ngantri hingga 4 jam ~lebih lah~ Untungnya, ada orang yang mau menemani saya mengantri, my labmate, my senior, my sist "Mbak Tun" ~special thanks for Tun Sriana~ Kami bangun jam 3 dini hari, lalu menyiapkan segelas milo dan camilan yang sudah saya beli sebelumnya. Setelah bersiap-siap, kami naik sepeda berboncengan ke TKP. Sesampainya disana, sudah ada beberapa anak lokal yang mengantri ~gile ngantri mulai jam berapa yak~ Satu yang kami lupa bawa, koran untuk alas duduk. Alhasil kami ngelempoh di atas aspal, sejam pertama kami asik bercerita ~apa aja~ dan beberapa anak lain yg mengantri mulai berdatangan, sambil menunggu, ada yang belajar ~bok, kagak nahan, sampe niat bawa senter~ ada yang bawa laptop untuk nonton, ada yang bawa kartu untuk main remi bahkan ada juga yang bawa buku nyanyi untuk latihan nyanyi. Setelah jam pertama terlewatkan, mbak tun yang ga kuat nahan kantuk, akhirnya merebahkan tubuhnya di atas aspal dan tertidur pulas. Sampai matahari menampakan sinarnya, antrian orang makin bertambah. Saya pun mulai bosan lalu memilih untuk berbaring sebentar ~ya gini ini yang udah pengalaman pengkaderan di ITS, ga bakalan mati koq tidur di aspal, hehehe~ Sampai akhirnya jam 7.30, ada seseorang mulai membuka gembok toko lalu membagian nomer antrian. Saya mendapat nomer 38 dengan warna kuning ~urutan warna antrian : kuning, merah muda, biru, masing2 100 nomer~ Syukurlah, saya dapat nomer awal sehingga pilihan sepeda nanti lebih banyak dan beragam ~yang pasti masih bagus2~ Setelah itu saya mendapatkan giliran untuk memilih sepeda, sempet bingung juga pilih yang mana, masih banyak yang bagus-bagus dan keren-keren. Lalu saya berhasil membawa sepeda ke-ing warna merah hanya dengan 400 NT, saya tambah keranjang 145 NT dan gembok sepeda 100 NT. Akhirnya saya berhasil mendapatkan sepeda impian saya dengan harga begitu murah. Senangnya~~~~~ Tapi saya belum beli boncengan ni, nunggu saatnya tiba, biar bisa dibonceng ama Abang saya. Cepet kesini Bang, ntar kita sepedaan keliling Taipei ok?


~ saya dengan sepeda 'baru' saya, keren kan? ~

2 comments:

Anonymous October 24, 2008 at 11:03 PM  

Congratulations for your new second bike... Hehehe... Just like at 10-15 years ago, I always had been dreaming to ride new bike.. Hehehe... Niken.. Good luck for ur dream!!

Mas Tanto October 26, 2008 at 9:04 AM  

Sepeda itu sebentuk spirit, kekuatan, gairah, energi yang menggerakkan. Kakekku dulu mengawali agama dan mengajar agama ke desa-desa naik sepeda. Saya melihat semangatnya luar biasa, daya tahan tubuhnya di luar batas. Sewaktu SMP saya juga bersepeda meski tidak terlalu jauh tetapi saya senang berlomba dengan teman, apalagi kalau diperhatikan cewek. Meski jalan menanjak berat kayuh tidak dirasakan. Ada energi di situ.
Salah satu tokoh Laskar Pelangi juga bersepeda 40 km setiap hari dan harus berhadapan dengan buaya. Sekali lagi semangat.
Adik, aku melihat semangatmu dalam sepedamu. Semangat untuk menapaki kehidupan di Taiwan, tetapi juga semangat menunggu kedatangan sang Abang. Aku akan datang sautu hari.

About This Blog

There are what I do, see, feel, think, and dream. Enjoy it!

wishlist

Kerja di Jepang, Belanda/Paris/Italy; sepeda ontel yang keren; punya buku sendiri.
free counters

About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
@nikenkd / process engineer / interested in process technology and nanotechnology / book addict / loves tea / likes shoots

  © Free Blogger Templates 'Photoblog II' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP